KEBUMEN, Kilaskebumen.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah bergulir lebih dari satu dekade lalu, telah banyak memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Melalui prinsip gotong royong, program ini memungkinkan peserta mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak tanpa terbebani biaya yang tinggi.
Salah satu masyarakat yang telah terbantu program JKN adalah Kartika Ratnayanti (44) warga asal Desa Pekutan, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Yanti sapaan akrbanya mengaku sangat bersyukur telah terdaftar sebagai peserta JKN. Ia bersama anaknya ditanggung oleh suaminya yang bekerja di salah satu Perusahaan di Jakarta.
“Suami kerja di Jakarta sudah lama, sekitar 26 tahun tapi kalau libur panjang sering pulang. Selama ini, kami rutin memanfaatkan JKN kalau berobat di puskesmas atau rumah sakit. Kebetulan saja kemarin baru antar anak berobat ke Puskesmas Mirit,” ujar Yanti saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kebumen, Kamis (22/05).
Yanti kemudian menceritakan beberapa waktu yang lalu, anak semata wayangnya terpaksa dibawa pulang dari salah satu pondok pesantren di Jawa Timur lantaran sakit. Melihat kondisi sang anak yang tidak kunjung membaik setelah istirahat beberapa hari dirumah, Yanti pun berinisiatif memeriksakan anaknya ke Puskesmas Mirit. Setelah dilakukan pemeriksaan mulai pemeriksaan gula darah, kolesterol dan pemeriksaan lain, diketahui sang anak menderita obesitas atau berat badan berlebih.
“Anak saya memang badannya gede ya, jadi dokter menyarankan anak saya untuk mengurangi makanan mengandung gula tinggi dan rutin melakukan aktifitas fisik,” ujar yanti.
Dengan hadirnya Program JKN, yanti merasa sangat terbantu karena seluruh pemeriksaan sang anak dijamin JKN. Ia juga mengaku bukan kali ini saja ia menggunakan JKN untuk mengakses pelayanan kesehatan. Setiap kali dirinya dan suaminya sakit, rutin menggunakan JKN.
“Saking seringnya kami pakai JKN, sudah lupa berapa kali kalau ditanya. Kalau selama ini saya ada alergi kulit ya, jadi kalau merasa ada gejala, saya langsung periksa. Yang jelas dengan adanya JKN, kami tidak lagi khawatir biaya saat mau berobat,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan setiap berobat ke Puskesmas Mirit, staf di Puskesmas tersebut memberikan pelayanan yang ramah dan penuh perhatian kepada dirinya dan keluarganya. Para tenaga medis dan staf yang menanganinya secara profesional serta selalu memberikan pelayanan yang ramah. Informasi dan edukasi mengenai kondisi kesehatannya yang diberikan petugas Puskesmas pada Yanti pun sangat mudah ia pahami. Hal ini membuatnya merasa tenang selama ia dan keluarganya menjalani pengobatan.
“Saat ini pelayanan JKN jauh lebih baik. Saya tahu perjalanannya, karena saya sudah pakai JKN sejak 10 tahun lalu. Saat ini juga hampir semua orang berobat pakai JKN karena kualitasnya semakin baik,” ungkapnya.
Sebagai peserta JKN Yanti menilai, kehadiran Program JKN bukan hanya persoalan berobat ketika sakit, tetapi juga sebagai jaring pengaman sosial yang memberikan rasa aman bagi setiap keluarga di Indonesia. Ia berharap agar program ini dapat terus diperkuat dan dikembangkan, karena terbukti telah memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan Kesehatan yang memadai.
“Jika ada yang bilang Program JKN ini diganti atau dihapus atau istilah lainnya, saya menjadi orang pertama yang menentangnya. Saya yakin dia atau keluarganya belum pernah memanfaatkannya,” ucap Yanti.
Ia juga mengajak masyarakat lainnya, baik yang belum menjadi peserta JKN, maupun yang telah menjadi peserta JKN, untuk memastikan kepesertaannya selalu aktif. Menurutnya, kehadiran JKN bisa menjadi penyelamat saat membutuhkan biaya pelayanan kesehatan.
“Biasanya orang itu sadar kalau sudah kena musibah atau sakit. Sebelum terlambat, pastikan kepesertaan JKN selalu aktif. Itu pesan yang seringkali saya sampaikan ke saudara, rekan atau tetangga,” tutupnya.
