Kebumen, Kilaskebumen.com – Anggota FPKB MPR RI, Taufiq R Abdullah, menekankan pentingnya pemaknaan nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam membangun kesadaran spiritual, sosial, dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat bertemu sejumlah tokoh ulama dan tokoh masyarakat di Gedung Muslimat NU Kebumen, Sabtu (13/12/2025).

Hadir sekaligus membuka acara tersbut Wakil Bupati Kebumen yang juga Ketua DPC PKB Kebumen, Zaeni Miftah, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Ketua Fraksi PKB DPRD Kebumen dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Menurut Taufiq, salah satu makna mendalam dari sila-sila Pancasila adalah keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa yang diwujudkan melalui rasa syukur. Rasa syukur tersebut, kata dia, tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang telah diberikan Tuhan secara benar.

“Cara mensyukuri nikmat adalah memanfaatkannya dengan benar. Kita diberi tubuh, otak, pikiran, dan perasaan. Maka kita harus kritis terhadap lingkungan. Itu makna yang sangat dalam,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sikap kritis terhadap lingkungan salah satunya diwujudkan dengan membangkitkan semangat kerja masyarakat Indonesia. Selain itu, diperlukan keseimbangan dalam memahami ajaran agama.

“Agama itu bukan hanya mengajarkan ritual ibadah, tetapi juga muamalah dan kehidupan sosial secara menyeluruh. Muslim yang sempurna bukan hanya saleh secara ritual, tetapi juga saleh secara sosial dan ekonomi,” tegasnya.

Taufiq menambahkan, umat Islam dan masyarakat Indonesia secara umum harus mampu memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kualitas pendidikan. Menurutnya, kemajuan ekonomi dan pendidikan merupakan bagian dari kesalehan sosial.

Dalam konteks tersebut, Taufiq mengangkat isu bonus demografi sebagai peluang besar yang harus disyukuri dan dikelola dengan baik.

“Bonus demografi ini adalah hadiah dari Allah. Tidak semua bangsa mendapatkannya, dan kita tidak tahu kapan kesempatan ini akan terulang. Maka ini harus benar-benar disyukuri,” katanya.

Bentuk rasa syukur itu, lanjutnya, adalah dengan mempersiapkan generasi muda secara menyeluruh, mulai dari pendidikan keterampilan, wawasan, hingga pendidikan moral. Ketiga aspek tersebut, menurutnya, harus berjalan beriringan agar generasi muda siap menghadapi perubahan zaman, terutama di era digital.

Ia juga mengingatkan bahwa dunia digital memiliki dua sisi. Di satu sisi membawa banyak manfaat, namun di sisi lain juga menjadi sarana penyebaran berbagai kejahatan.

“Melalui dunia digital, kejahatan bisa disosialisasikan bahkan dipasarkan, seperti narkoba, perjudian termasuk judi online, prostitusi, dan berbagai perilaku patologis lainnya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Taufiq menekankan peran penting tokoh masyarakat dalam membentengi generasi muda dari dampak negatif dunia digital. Menurutnya, kepedulian harus dimulai dari lingkungan keluarga.

“Anak-anak sejak kecil harus dibatasi, bahkan sangat dibatasi, terutama dalam penggunaan media sosial. Dunia digital harus dimanfaatkan untuk pendidikan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital anak-anak yang kerap menjadi masalah serius di masyarakat.

“Sering kali orang tua tidak tahu apa yang dilakukan anak-anaknya di dunia digital. Ini problem besar,” katanya.

Sebagai tokoh masyarakat, baik imam mushola, imam masjid, khatib, guru, maupun tokoh masyarakat lainnya diharapkan untuk aktif menyebarkan kesadaran tersebut di lingkungan masing-masing.

“Mereka harus ikut membentengi masyarakat agar tidak terpapar hal-hal negatif dari dunia digital,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *